Selasa, 03 Oktober 2017

Yang Dilakukan Pecinta (baca: penimbun) Buku [a Bookish Talk]

Hai-hai....
Maaf sudah lama tak muncul. Sekalinya muncul bukannya posting review atau book rekomendasi, eh malah curhat #plakk Tapi memang saya sudah kebelet pengen curhat, jadi yuk langsung aja...

Di postingan kali ini saya ingin membahas tentang serba-serbi atau hal-hal yang sering dilakukan para penimbun pecinta buku: terutama oleh para book reviewer, book blogger, bookstagrammer, booktuber, dan tak lupa book hoarder alias penyembah dan penganut sekte penimbun buku, heheheeee. Jadi memang ada beberapa hal nih...yang biasanya mereka termasuk saya lakukan, yang kadang memang terasa dan terlihat aneh bagi non-bookLovers. Apa saja di antaranya? Ini dia...

BOOK HAUL
Nah, ini adalah istilah keren buat menyebut "belanja buku" atau lebih kami kenal dengan istilah KALAP BUKU. Haul biasanya digunakan untuk menyebut belanjaan buku yang TIDAK SEDIKIT. Biasanya dihitung selama seminggu, sebulan, atau dalam beberapa hal "sengaja membeli banyak buku pada momen-momen khusus", seperti contohnya "Birthday Book Haul" atau "Diskonan Book Haul" dan macam-macam yang lain. Pokoknya ada saja deh alasan untuk membeli banyak buku. Kadang alasannya sampai agak dibuat-buat, semisal "PO Book Haul", "Receh Book Haul", "The Power of Twenty Book Haul", "Lagi Pengen Book Haul", "Suka Suka Gue Book Haul", "Mumpung Nemu Book Haul", dan sebagainya.
Bagi yang tidak suka baca buku, dan juga tidak suka belanja buku, fenomena book haul ini mungkin sangatlah aneh. Mereka sering lho (ini pengalaman pribadi saya sih) mencibir "Ih, buat apa ngabisin duit buat beli buku? Mending buat beli baju, atau makan." Yang biasanya akan saya jawab dengan tatapan sinis, dagu terangkat ke atas dengan sok dan menjawab "Buku itu bukan ngabisin duit karena ilmu bertahan selamanya, nggak kayak baju yang sebentar lagi juga out of fashion, apalagi makanan yang paling juga dikeluarin lagi jadi ***." Lalu saya akan sibakkan poni dan berlalu dengan elegan.

COFFEE
Boleh percaya boleh nggak, banyak sekali pembaca buku yang suka minum kopi. Meskipun nggak semua sih...tapi cukup banyak. Sampai sering kali minggu pagi dihabiskan dengan "nyeruput kopi sambil baca buku" yang bagi seorang pembaca buku sudah dianggap sejajar dengan surga. Nggak percaya? Coba deh gugel cari sesuatu yang bertema buku dan kopi. Pasti banyak serba-serbinya, mulai dari foto-foto bookstagram, mug2 kopi yang dipajang di rak buku para booktuber, sampai kaos dan sarung bantal dengan quote-quote tentang buku dan kopi. Oh iyaaa... sampai ada beberapa kafe gaul anak muda mengusung tema buku dan kopi juga sekarang, biar kekinian hehee...
Kesimpulan: Bagi banyak book lovers, buku dan kopi adalah saling melengkapi.
Saya sendiri memang doyan banget ngopi, segala macam doyan, mulai dari kopi tubruk pahit tanpa gula, sampai yang latte-latte-an dengan harga mahal itu, doyan semua lah... hahahaaa...

BOOKMARK
Percaya atau tidak... banyak book-readers yang suka koleksi bookmark; bagus-bagus, lucu-lucu, ada yang oleh-oleh dari teman pas ke luar negeri pula. Eh... tapi pas lagi asik-asiknya baca buku tuh.... tiba-tiba alam memangil. Apalah diri ini hingga berani melawan alam. Maka secepat kilat, buku yang sedang dibaca harus ditandai dengan...APAPUN. Masa bodoh dengan koleksi bookmark yang bejibun banyaknya. Yang penting bukunya bisa cepat ditandai! Ah....itu ada cotton bud. Salah satu ujung pentolnya sudah terlihat menjijikkan sih, tapi tak apa, yang satunya masih bersih, jadi bisa dipakai buat bookmark darurat.
Contoh bookmark darurat lain: struk belanja, uang kertas, label baju, kartu ATM, kacamata, dll.

KALUNG FANDOM
Kalo ini adalah contoh pribadi sih.... kebetulan saya suka memakai aksesoris, baik itu kalung, gelang, cincin, jepit rambut... tapi paling utama adalah kalung. Kenapa? Karena kalung dipakai di depan, dan otomatis akan kelihatan orang dengan sangat cetar dan membahana. Jadi sering lho saya pakai kalung Deathly Hallows meskipun saat kerja, heheee....dan, rasanya senaaaaang sekali jika ada yang mengenali simbol kalung itu dari buku apa. Langsung deh biasanya dia saya ajak ngobrol panjang lebar tentang Harry Potter.
Notable mention: TONGKAT SIHIR itu hukumnya (hampir) wajib bagi para potterhead. LOL

CANDLE
Nah, untuk yang satu ini, adalah tren yang sedang menjamur di kalangan bookstagrammer dan booktuber nih. Candle yang dimasukin ke dalam mason jar, ditaburi glitter, dan diberi sticker bertuliskan karakter atau hal-hal unik dari buku tertentu. Harganya? Jangan tanya...SELANGIT.
Jadi kalau boleh curhat nih ya... saya adalah salah satu dari booklovers yang MENOLAK dengan tegas mengikuti trend ini. Kenapa?
Pertama, karena ngabisin duit, hahahaaa.... soalnya buat saya nih, daripada buat beli lilin (ya mungkin kalau buat jagain lilin malam jumat kliwon mungkin yaa... #eh ), mending uangnya buat beli buku. Soalnya dari yang saya lihat, harga satu lilin ukuran besar itu bisa buat sampai beli 2 buku baru yang lumayan mahal lho. Nah, coba kalau duit segitu buat beli di diskonan. Wuihhh.... bisa dapet 30 buku mungkin ya...
Kedua, karena saya merasa tidak membutuhkan lilin kecuali malam jumat kliwon . So, thank you, but no thanks. Cute, I know, but still no thanks.
Nah, kalau dari beberapa teman yang memang suka koleksi lilin  nih, mereka beli karena: cute, bagus buat difoto di bookstagram, dan suka wanginya.
Nah, kalau saya, boro-boro bakal suka wanginya, parfum aja masih pake switzal baby atau minyak aroma rempah, hahahaa.... serius, soalnya gampang pusing nyium aroma yang nggak-nggak.
Eh tapi kalau kalian memang suka lilin, silahkan lhooo... saya nggak akan nge-judge. Cuma curhatan abal-abal di sini...no hard feelings ya gaes :)

All in all, segini dulu ya gaes.
sebenarnya masih banyak curhatan saya tentang hal ini sih.... tapi disambung lain kali ya... mungkin di Part 2 postingan yang akan datang.

Jika kalian punya hal unik tentang booklovers yang pengen dicurhatkan, silahkan lhooo... boleh curhat di kolom komentar. I would love to know your version of things booklovers do.

See you in the next post, gaes. Byeeee...

^_^

Selasa, 22 Agustus 2017

Oh. My. Gods. by Tera Lynn Childs [review]

Title : Oh. My. Gods. (book #1)
Author: Tera Lynn Childs
Genre: Young Adult, Teen, Fantasy, Greek Mythology
Pages: 264
Published: 2008
Format: e-book
My rating : 4/5

"They're pouting," Nicole says, back to her old snarky self just as quickly as she felt.
"They're not pouting," he argues. "They're gods. They don't need to pout." 
(from chapter 5)

Phoebe loves running. She feels closer to her dead father when she's running. It brings back memories of when they used to run together o the beach, with soft and warm sands below their feet.

Everything happened one day in the finish line of the cross-country marathon in California, her home. Phoebe was the first to reach the line...and there she stood next to her bestfriends, her beaming mother, just got back home from Greece two days earlier with a Greek fiance!! This lead to an emotional Phoebe moving to a remote island in Greece to live with her mother and stepfather, and an evil stepsister Stella. And who moved to a new school in a senior year, anyway?

Phoebe's new school, The Academy, was unlike any other schools. It was centuries old, and only accepted one kind of students: descendants of the Greek gods. Eventhough she met new awesome friends and had a crush on the jerk but handsome Griffin, she felt isolated from the world. She didn't fit in because she was different from other students: she was not a descendant of any Greek god. How could she survive a year in this school? She couldn't wait to leave the island and go to university.

This book magically saved me from my prolonged reading slump, hahahaaa..... 

Truthfully, the plot of a school for Greek heroes? It sounds very Percy Jacksony. But despite the similarities, this novel is very different from Percy Jackson because the story is more "girly". It talks a lot about teenage angsts of moving for her senior year, being separated with her BFF, and a crush on a very handsome and popular boy who is kind of a jerk who has a blond and annoying girlfriend. Yeah, not a very original plot. But.... despite all those. I enjoyed this book immensely. Maybe it was more psychological, because I was in a very bad reading slump, so I needed a light reading material to bring me back to the surface. And eventhough the surprise ending is not a surprise for me (I could guess the plot, LOL), I don't think it is a big problem as long as the story is still enjoyable. This book is not a book of full suspense, but this book is a book that can make you feel good after reading it. And when reading this book.... please don't compare this to Percy Jackson because you'll feel disappointed when you do. Enjoy :)

See you in my next post ^_^


Selasa, 01 Agustus 2017

Kopdar BBI Joglosemar di Kota Solo 2017 - LPM

Ki-ka: Ratih, Rien, Cindy, Ina, Lila, Dion, Wahyu, Raafi, Bzee, Ika, Dani-Wardah-Hani, Tezar, Sulis. Yang motret: Alvina
Setelah sekian lama tak muncul di sarang (baca: blog yang sudah lumuten ini), akhirnya saya akhirnya memberanikan diri (halah) menulis Laporan Pandangan Mata (LPM) kopdar BBI Joglosemar ini, karena ditagih banyak orang, hahahaaa.... maafkan saya, divisi membership, saya akan berusaha lebih rajin update mulai saat iniiii #sungkem

Berbulan-bulan sudah para member BBI Joglosemar sudah tak pernah bertemu muka lagi. Akhirnya karena rasa rindu yang teramat dalam (ciyeeee), para member yang sering terkena kutukan TYPO ini memutuskan untuk mengadakan Kopdar di kota Solo pada tanggal 30 Juli 2017, bertepatan dengan hari minggu dan ulang tahunnya Neville Longbottom. Para member yang berasal dari Semarang dan Jogja pun banyak yang memutuskan untuk hadir. Bahkan Raafi dari Jakarta pun datang lhoo...saking kangennya dia dengan mas Dion #kabur

Saya yang sekarang sudah menetap di Purwokerto sebenarnya tidak memutuskan untuk ikut, maklum, jauhhh... hahahaa... eh, ternyata saya malah diundang oleh keluarga tunangan saya yang ada di Solo untuk datang ke nikahan sepupunya pada tanggal 29 Juli, jadi sambil menyelam minum air, rasanya seperti saya memang sudah ditakdirkan untuk ikut kopdar dan bertemu para typoers itu *usap air mata*

Saya berangkat ke Solo naik KA Joglokerto yang meskpun kelas ekonomi dan murah, tapi nyaman dan bagus, dari Stasiun Purwokerto ke stasiun Solo Balapan. Membutuhkan kira-kira 4 jam untuk tiba di Solo. Jam 3:15 sore harinya saya menapakkan kaki di Solo Balapan, dan...sudah langsung harus ke Mangkunegaran untuk dirias karena kondangan itu, untung saya sudah kenyang makan 2 buns roti'o sebelum dirias, LOL (ini info nggak penting banget sumpah).

Mumpung saya jarang dirias model begini, boleh lah yaa...majang foto narsis sama mas cabo (calon bojo), hehee...
Eniwei, acara "jagong" tersebut berlangsung sampai sekitar jam 10 malam, namun jam 11 malam sampai tengah malam, calon adek ipar ngajak nongkrong di Wedhangan, jadilah kami double date sampai lewat tengah malam, heheee... baru deh jam 1 malamnya saya balik ke hotel Keprabon untuk istirahat.

Esoknya, jam 5 pagi, saya sudah menggedor-gedor pintu kamar mbak Lila, mbak Cindy, dan mas Tezar (mereka menginap di hotel yang sama dengan saya) untuk minta Shampoo, karena saya nggak bawa Shampoo dan rambut saya bau hairspray, hahahaaa...untunglah mereka adalah traveler sejati yang selalu bawa shampoo di tas. Jam setengah 7, gantian mereka yang menerobos masuk ke kamar hotel saya untuk mengajak jalan-jalan pagi di Car Free Day (CFD) di Jl. Slamet Riyadi sambil cari sarapan.
Sarapan Kloter 1: Zuppa Soup dan Teh manis hangat
Sarapan kloter 2: Timlo dan es teh tawar (ini narsis sebelum ngemplok makanan)
CFD pagi itu lumayan rame dengan banyak makanan yang membuat kami meneteskan air liur di kanan kiri jalan. Kami akhirnya memutuskan sarapan 2 kali, hahahaaa.... yang pertama, kami sarapan Zuppa Soup dan teh hangat, dan yang kedua, kami sarapan Timlo dan Es teh tawar. Hampir jam setengah 9, kami baru balik ke hotel. Karena masih punya banyak waktu sebelum jam 10 (waktu kopdar), kami masih sempat ngobrol ngrumpi nggak penting tentang adegan slow-motion nggak penting dan wajah kinclong tidak normal di drama korea yang sering bikin kami illfeel pas nonton, LOL.
Penampakan Undangan Kopdar (versi 1)

Hampir jam 10, barulah kami berangkat ke tempat kopdar (a.k.a. Rumah Alvina), kami yang belum pernah ke sana, akhirnya memutuskan untuk naik Go Car dan pakai GPS.
Mbak Cindy dan mas Tezar sibuk mencari taxi
Sambil nunggu taxi go car, tetep narsis donk...
Setelah perjalanan yang nggak memerlukan waktu lama, cuma bayar 12 ribu, namun belok di sana sini sampai kami bingung, sampailah kami di tempat tujuan, Rumah mbak Alvina yang dijadikan basecamp sementara untuk kopdar. Di sana telah menanti rombongan dari Jogja (Hani, Wardah, Mas Dion, Mbak Ina yang membawa dua krucilsnya Yudha dan Puguh, juga Raafi yang memang sedang menginap di Jogja selama beberapa hari), juga tuan rumah member asli Solo: mbak Dani dan Bzee.
Cipika-cipiki pun dimulai, beserta kehebohan video call dengan para member nun jauh di sana yang tidak bisa datang ke acara. Sayangnya saat mbak Desty video call, saya dan rombongan semarang belum datang. Tapi yang paling heboh adalah video call dengan Tamu Agung dari Gorontalo, yaitu Kang Opan.
Perhatikan layar handphone: itulah Kang Opan yang sebenarnya :D
Melalui video call dengan sinyal kacrut itu, kami memang tidak bisa mendengar di sana ngobrol apa, tapi melihat muka kang Opan saya sudah bikin kami histeris lho... heheee... slewat video call dari handphone yang berbeda, kami pun menghubungi Opat yang ada di jakarta, dan mempertemukan kedua saudara kembar yang terpusah jarak (Opat-Opan) lewat video call dengan handphone yang dihadap-hadapkan layarnya (videocallception). Pertemuan mengharukan lewat videocallception lainnya juga terjadi antara kang Opan dan Aki. Bahkan Raafi sampai sempat mojok lhooo ngobrol bareng kang Opan, duh...adegan yang romantisssss #eh
Raafi sedang ngobrol serius (mojok) dengan Kang Opan lewat video call
Setelah Sulis dan Ratih, juga mbak Rien muncul, acara transaksi buku pun dimulai, dan kebetulan saya membawa titipan dari Lia, member BBI Joglosemar yang sekampung halaman dengan saya, berupa buku2 untuk diberikan ke beberapa member lain. Setelah itu, dimulailah acara tukar kado (timbunan) berbungkus koran dengan Yudha yang membagikan kado-kado tersebut secara acak.
Tukar Timbunan berbungkus koran
Setelah itu, ada juga acara penyerahan Kado Ulang Tahun untuk Mas Tezar yang berulang tahun keesokan harinya dari para member Joglosemar. Baru deh setelah itu makan siang yang ternyata.... ditraktir Kang Opan lhooo.... duh, aku terharu kang Opan yang nun jauh di sana malah nraktir kami. Makasih ya kanggg...... *sodorin Aki buat memberi ciuman terima kasih ke Kango*
Foto mbak Alvina satu2nya. Penyerahan Kado Ultah untuk Mas Tezar. "Ada Dion di antara Vina dan Tezar" *berasa judul sinetron*

Makan siang dari Kang Opan
Foto TIMBUNAN lama di tangan PEMILIK BARU. Juru Foto: Alvina. Ide Foto: mbak Rien
Menjelang sore harinya, ada juga kejadian EPIC lainnya: Gigitan pertama Aice Jagung oleh mbak Lila, yag juga diabadikan dalam foto berikut:
Mbak Lila dan Mbak Cindy bersama Aice Jagung
Acara pun dilanjutkan dengan transaksi FILM, sambil makan makanan mengandung micin yang tinggi, lalu karena sudah sore, acarapun harus berakhir.
Transaksi Film sebelum pulang
Rombongan Jogja dan saya adalah yang terakhir pulang dari rumah Alvina, dan kami pun sempat mampr ke Teras Buku Bookish Patronus, toko buku baru milik Bzee. Setelah itu baru deh acara benar-benar berakhir. Rombongan Jogja ke Stasiun untuk naik Prameks jam 6 sore, sedangkan saya dijemput mas Cabo ke hotel untuk mandi dulu sebelum kencan sampai malam di Solo, hahahaaaa.....
Besoknya pagi hari, baru deh saya pulang naik KA Joglokerto jam 6 pagi, yang lucunya, saya satu gerbong dengan ibu camer yang memang akan ada rapat di Purwokerto, LOL.
Penampilan sudah lusuh, namun tetap eksis di depan Teras Buku Bookish Patronus
Foto narsis terakhir di atas KA Joglokerto sebelum pulang dari kota Solo
Foto mesra Mas Dion dan Mbak Lila yang sedang video call dengan Kango
Foto buku 1984 nya Orwell yang saya baca di kereta menuju Solo. Cuma dapet 30 halaman sihh...hahahaa...
Penampakan UNDANGAN KOPDAR BBI JOGLOSEMAR (versi 2)
Akhir kata, saya ucapkan terima kasiiihhhh untuk mbak Vina yang sudah bermurah hati menyodorkan rumahnya untuk diberantakin, juga untuk makan siang dari Kang Opan, juga untuk kue-kue, jajanan, juga camilan bermicin tinggi yang menemani kopdar entah dari siapa saja, juga untuk timbunan baru saya yang juga entah dari siapa, juga untuk semua teman-teman BBI Joglosemar untuk persahabatan kalian yang luar biasa. I love you all, semoga bisa ketemu lagi di kopdar selanjutnya...

Jumat, 06 Januari 2017

7 Buku Favorit 2016

Yuhuuuu....lama tak jumpa...

Pertama-tama perkenankan saya mengucapkan SELAMAT TAHUN BARU 2017, semoga tahun ini gilang-gemilang bagi semua teman-teman yang cemerlang secerah bintang-bitang #halah..

Tahun lalu saya membaca 50 buku. Sedikit memang, itupun karena tahun lalu hectic sekali, dipenuhi berbagai macam drama mulai dari revisian menumpuk, ngejar target ujian dan pendaftaran wisuda, dan yah....gitu deh *malah curhat *maaf ditambah lagi saya suka banget baca fanfiction yang nggak bisa dihitung masuk ke Reading Challenge Goodreads hahahaaaa...

Eniwei, dari 50 buku tersebut, ada 7 yang menurut saya paling BERKESAN saat membacanya. Entah itu karena buku tersebut memang sangat bagus sampai saya hangover berat dan nggak bisa move on setelah baca buku itu, atau buku tersebut sangat unik nggak seperti yang pernah saya baca sebelumnya, atau juga pas saya lagi baper trus baca buku yang bikin baper, trus buku itu bisa bikin saya nangis jadi kesannya buku itu wow banget saat itu...yah, intinya here goes my TOP 7 buku favorit yang saya baca di tahun 2016:


1. To All The Boys I've Loved Before - Jenny Han
Terus terang saja, saya tidak begitu banyak membaca jenis novel YA kontemporer, namun buku ini menurut saya bisa WOW banget. Ceritanya memang tentang seorang gadis remaja SMA biasa, namun kehidupan sekolahnya tidak dilebay-lebay-kan layaknya kebanyakan buku dengan setting SMA lainnya. Itulah kenapa buku ini ceritanya menurut saya sangat smooth dan realistis. Faktor lain yang mempengaruhi juga banyaknya bagian yang menggambarkan hubungan keluarga yang terpapar gamblang dan sangat nyata, dengan masalah yang...lagi-lagi, tidak terlalu dramatis namun dideskripsikan dengan apik oleh penulis. Jempol banget lah buat novel ini.


2. The Thing About Jellyfish - Ali Benjamin
Ini nih buku anak yang ceritanya nggak kekanak-kanakan. Buku ini berkisah tentang seorang gadis kecil yang dengan keluguannya dan keterbatasan umurnya yang belum dewasa namun sudah harus dipaksa menghadapi permasalahan yang terlalu absurd baginya --- kematian.
Kepedihan dan duka memunculkan dampak yang berbeda bagi masing-masing orang, demikian juga bagi si gadis kecil dalam buku ini. Buku ini sukses membuat saya menangis tersedu-sedu di bagian endingnya yang....yaaa gitu deh, hahahaaa... keren pokoknya buku ini.


3. Harry Potter and the Cursed Child - John Tiffany
Nah...kalau ini termasuk buku yang kontroversial. Kenapa? Pertama, karena buku ini bukan novel, tapi NASKAH DRAMA. Kalau saya bilang sih, membaca buku ini lebih mirip seperti membaca Fanfiction dari Harry Potter Fandom yang Next Generation gituuu.....
Eniwei, banyak sih yang skeptis mengenai bku ini, termasuk saya sebenarnya, hahahaaa... Tapi karena saya sudah terbiasa membaca fanfiction, bisa dibilang saya lebih terbuka menerima kemungkinan cerita Harry Potter kesayangan saya itu di-twist sana-sini, heheeee... Dan satu lagi, sebelum saya membaca ini, saya sudah mempersiapkan mental bahwa buku ini BUKAN tentang Harry, Ron dan Hermione. Buku ini tentang karakter baru, yang mungkin si Golden Trio kesayagan kita itu cuma bakal jadi cameo yang numpang lewat berseliweran dengan manis di beberapa scene saja. Dan tentu saja, jangan berharap Harry dkk akan bertingkah seperti di 7 buku mahakarya itu. maksud saya...plisss ya...ini itu bukan buku HarPot. Seharusnya judulnya diganti saja jadi Scorpius Malfoy and His Traveling Journey Through Time biar nggak misleading. Tapi terlepas dari misleading judul atau tidak, ini buku sempat membuat saya ter-WOW-WOW dengan plot yang sangat tidak bisa diprediksi. Saya yang memang pecinta kejutan saat membaca buku sih sangat puas saat membacanya. Nggak tau kalo mas Anang.


4. The Hundred Dresses - Eleanor Estes
Membaca buku anak-anak itu bagi saya merupakan hiburan yang unik, karena rasanya seperti kembali lagi menjadi anak-anak. Buku ini juga salah satu buku yang bisa membuat saya seperti melihat kembali masa kanak-kanak saya dan melihatnya dari sudut berbeda. Singkat dan sederhana, namun penuh makna adalah kata-kata yang menurut saya sangat pas untuk mendeskripsikan buku klasik ini.


5. Me Before You - Jojo Moyes
Semua orang memiliki hak untuk hidup. Namun, pernahkah kalian mempertanyakan, apakah manusia memiliki hak untuk mati? Well, topik ini masih dianggap tabu di beberapa kebudayaan. Ini adalah hal unik dari buku ini yang saya sangat kagum karena berani diangkat oleh penuls. Sangat kontroversial, namun dikemas dengan apik, menarik, bahkan humoris. Memang saya tidak terlalu sreg dengan tokoh utama wanita di buku ini karena kesannya kok...dipaksa agar unik dan disukai pembaca. Namun tokoh utama pria di buku ini menurut saya digambarkan dengan sangat kuat dan bulat tanpa perlu si tokoh bergerak sedikitpun (pun intended. sorry heheeee). Eniwei, bagi pecinta Happy Ending, jangan baca ini deh...jangan...kecuali kalau mau nangis kejer semaleman *ups


6. Across The Universe - Beth Revis
Pencarian planet baru yang mirip Bumi dan bisa dihuni manusia, memang sudah menjadi pembicaraan menarik dan topik yang selalu menggelitik untuk dieksplor. Novel ini menyuguhkan kisah pencarian planet baru yang layak huni dengan nafas yang berbeda dari cerita sejenis ini. Biasanya, jika membaca cerita dengan tema "pencarian planet", saya tentu langsung membayangkan adegan-adegan semacam di film Interstellar. Namun tokoh utama yang "kebetulan" berada di pesawat luar angkasa ini justru sangat menarik. Bayangkan jika kau dimasukkan ke dalam cairan beku dan berharap terbangun ratusan tahun kemudian ketika sudah berada di planet baru, namun malah terbangun dengan masih berada di pesawat luar angkasa...dengan lama penerbangan yang masih tak terhingga. Ugh...bikin gregetan pokoknya buku ini.


7. The Martian - Andy Weir
Nah ini nih novel sci-fi paling favorit. Penuh science dalam balutan fiksi yang top banget dan penuh humor cerdas. Jujur, kalau disuruh ngobrolin tentang novel yang baguuuuuuussssssss banget, saya justru bingung mau ngomong apa sampe bagusnya, hahahaaaaa..... Yah, intinya sih ini buku terbagus yang saya baca tahun 2016. Tak ada kata yang pantas untuk menggambarkannya #halahhh... Pokoknya BAGUS, BAGUS, BAGUSSSS!!!!!


Sekian sekelumit ocehan saya tentang 7 buku favorit, semoga bisa bermanfaat menjadi rekomendasi bagi teman-teman yang sedang mencari buku bacaan yang bagus.

See you in the next post! ^_^

Sabtu, 30 Juli 2016

Fortunately, The Milk by Neil Gaiman [review]

Title: Fortunately, The Milk
Author: Neil Gaiman
113 pages, audiobook version in English
First published: 2013
Genre: Children
My rating: 3/5

Ketika aku dan adikku akan sarapan sereal pagi itu, ternyata susunya habis! Ibu sedang tidak di rumah. Tentu saja ayah yang akhirnya pergi untuk membeli susu untuk sarapan. Agak lama juga ayah pergi membeli susu, yang seharusnya tak selama itu. Namun begitu kembali dari membeli susu, ayah menceritakan kisah pembelian susunya yang aneh. Ayah berkata dia bertemu alien. Alien! juga dinosaurus, dan perompak! Apakah aku dan adikku percaya cerita ayah?

Saya mendengarkan versi audiobook kisah ini yang hebatnya, dibacakan sendiri oleh om Neil Gaiman!!! And, let me tell you, suaranya dia.... awww....seksi banget! Deep and animated voice, kind of soothing, sampai saya sempat sekali ketiduran waktu mendengarkan gara-gara suaranya si Om menenangkan banget. Pas banget dech buat dongeng sebelum tidur. Alhasil besoknya saya ulangi lagi ndengerin ceritanya dari awal karena lupa ceritanya sampai mana pas ketiduran itu, hehehee... Tapi saya jadi pengen baca buku aslinya untuk melihat berbagai macam ilustrasinya yang denger-denger sangat wow.

Eniwei, ceritanya memang bagus banget, dan karena memang untuk anak-anak, ya ceritanya anak-anak banget, hahaha... Tapi entah kenapa saya ya biasa aja. Suka sihh...tapi nggak sampai ter-wow begitu. Mungkin lain ceritanya kalau saya baca ini pas saya masih umur 9 tahun. Rasanya saya bakal jatuh cinta pada kisah macam ini jika saja buku ini sudah ada saat saya masih kecil :)
Tapi memang sih, jika kalian mencari bacaan untuk anak-anak, buku ini akan masuk dalam daftar top ten rekomendasi dariku, karena ceritanya memang luar biasa bagi anak-anak... mulai dari plot ceritanya, karakternya, diksinya...semuanya pas untuk anak-anak. Taburan adjectives dan advebs yang digunakanpun beragam dan kaya, mengenalkan anak pada kata-kata yang tidak terlalu dipakai dalam percakapan sehari-hari, namun akan sering ditemui pada kisah-kisah dongeng dan fantasy. Ahhh, two thumbs up dech ini. Anak saya besok akan saya bacain ini, hahahaa....

See you in the next post ^_^

Sabtu, 23 Juli 2016

The Martian by Andy Weir [review]

Title: The Martian
Author: Andy Weir
369 pages, audiobook version in English
First published: 2011
Adapted into film: 2015
Genre: Science-Fiction
My rating: 5/5

Mark Watney, seorang engineer dan ahli botani, sedang menjalankan misi bersama kelima anggota kru Ares 3 di Planet Mars ketika badai menghantam Mars dan kecelakaan membuatya terlempar dan terpisah dari anggota kru lainnya. Mengira Mark sudah meninggal dalam misi, kelima astronot yang lain segera hengkang dari Mars dengan mendadak dan segera menghentikan misi di Mars yang sebenarnya belum selesai karena keadaan semakin genting.

Pendarahan yang dialami Mark justru menyelamatkan nyawanya di planet yang hampir tak memiliki tekanan tersebut. Namun Mark yang terdampar di Mars seorang diri tidak menyerah. Dia melakukan usaha-usaha gila untuk bertahan hidup, paling tidak sampai dia bisa mengontak Bumi atau menunggu kedatangan kru Ares 4 yang akan dijadwalkan sampai ke Planet Mars 4 tahun lagi.

Saya sebenarnya masih dalam keadaan hangover parah karena baru 3 jam yang lalu saya selesai mendengarkan audiobooknya, dan baru sejam yang lalu saya selesai menonton film-nya. Dua-duanya cukup membuat saya terkesima, terlebih bukunya, jujur saja.

Sejak tahun 2015 sebenarnya ovel ini sudah bikin heboh karena banyak yang bilang bagus banget lah, lucu lah, dan sebagainya. Saya juga sempat membaca hanya 2 bab, namun entah kenapa saat itu saya memang sedang bosan dengan sci-fi, jadi saya memutuskan menutup buku ini agak lama sejenak. Sebenarnya baru dua hari yang lalu saya mendapatkan audiobooknya, dan W.O.W. saya benar-benar terpesona dari awal hingga akhir. Tidak sia-sia ternyata perjuangan saya untuk tidak menonton filmnya dahulu sebeum membaca bukunya, hahahaaa...

Saya nggak tahu lagi mesti bilang apa kecuali THIS BOOK IS SO DAMN GOOD..!!!
Ehem, please pardon my language.

Karakter Mark Watney yang sangat kocak, inovatif, namun juga pantang menyerah berhasil memukau saya sejak kalimat pertama. Detail-detail tentang dunia per-astronot-an juga berhasil banget membuat saya ter-wow berkali-kali. Saya bahkan sampai berpikir ini jangan-jangan si penulis mantan astronot atau seorang ilmuwan dari NASA juga ya? Hmmm.... saking detail-nya, aduuuh....hebat banget pokoknyaaa.... ini buku sci-fi yang science-nya bertaburan bak bintang di langit *peluk baju astronot* namun di beberapa bagian bisa membuat saya tertawa sampai sakit perut. Aku cinta padamu, Mark Watney....... #Fangirling-mode-on

Adegan yang paling membuat saya gemetar tegang dan excited adalah adegan klimaksnya, puncaknya ketika....*sensor*...... you know what, read it yourself, then you'll know. Dan karena saya memang mendengarkan versi audiobooknya, bagian klimaks cerita ini sukses membuat saya eargasm, hahahaaa.... aduh, pokoknya itu bagus banget gilak! Saya sampai nangis terharu saat endingnya, SOOOOO GOOD...:)

Oh iya, pada tahun 2015 film adaptasi dari novel ini yang disutradarai oleh Ridley Scott dan diperankan oleh Matt Damon dan Jessica Chastain berhasil menyabet 7 nominasi Oscar. Meskipun harus diakui, karakter Mark terkesan agak terlalu serius saat dimainkan oleh Matt Damon, namun overall, filmnya sendiri keren banget, terutama adegan "Iron Man"-nya. You know when you see it yourself *wink*. Berikut penampakan poster film-nya:
See you in the next post ^_^

Sabtu, 16 Juli 2016

Glass Sword by Victoria Aveyard [review]

Title: Glass Sword (Red Queen #2)
Author: Victoria Aveyard
First published: 2016
444 pages, audiobook version
Language: English
Genre: Fantasy
My rating: 2/5

"Anyone can betray anyone."

RED

SILVER

NEW-BLOOD

Di Norta, manusia hidup berdasarkan kategori warna darah mereka. RED sebagai manusia biasa yang lemah, maka mereka selalu menjadi bawahan, prajurit, pelayan, orang-orang suruhan. SILVER sebagai manusia dengan kekuatan supernatural yang berbeda bagi tiap individunya, maka mereka selalu menjadi atasan, pemimpin, bangsawan, raja dan ratu.

Lalu ada NEW-BLOOD, manusia yang terlahir dengan darah berwarna merah, namun dengan mutasi genetis yang membuat mereka memiliki kemampuan supernatural layaknya para silver...bahkan... disinyalir mereka bisa lebih kuat dari para silver. Kekuatan mereka jauh lebih beragam dan lebih diluar dugaan...dan tanpa batasan.

Mare Barrow yang didapuk sebagai THE LIGHTNING GIRL, bersama Cal sang pangeran Silver yang terbuang, kakak Mare yang paling akrab Shade yang juga seorang New-Blood, Kilorn sahabat Mare, serta Farley dari Scarlet Guard akhirnya melanjutkan pemberontakan mereka terhadap Maven, Raja baru Norta yang jahat. Mereka sama-sama memiliki daftar nama para New-Blood, dan berlomba-lomba mencari mereka. Mare dan kawan-kawannya untuk menyelamatkan, merekrut dan melatih mereka; Maven untuk menangkap dan membunuh mereka.

Jujur saja sequel ini sungguh klise dan mengecewakan bagi saya, ditambah lagi tidak ada plot twist mengejutkan di akhir cerita layaknya di buku satu kemarin, membuat saya makin "meh" terhadap buku ini. Saya mendengarkan versi audiobooknya dan berkali-kali saya bahkan tertidur saking bosannya, heheee... Saya sampai sengaja mendengarkan ini sambil 'mewarnai' buku coloring book Fantasia saya untuk mencegah saya ketiduran saat mendengarkan, hwahahaaa...

Menurut saya isi novel ini sangat membosan, dari awal sampai akhir hampir seluruh adegannya diisi dengan perjalanan grup pemberontak ini dari satu tempat ke tempat lain, untuk melakukan ini itu yang sebagian besar berupa perekrutan anggota baru New-Blood. Jika tidak begitu, diisi dengan Narasi dari Mare Barrow si tokoh utama yang sedang mempertanyakan "apakah aku bisa mempercayai si ini?" atau "apakah dia akan mengkhianatiku?" Astagaaa.... paranoid boleh lah, tapi kalimat "anyone can betray anyone" yang sepertinya dipegang teguh sebagai pedoman hidup Mare rasanya makin membosankan jika hampir di setiap bab tokoh Mare selalu mengatakan itu dengan frasa yang berbeda-beda namun tetap mengandung makna yang serupa. Saya sebagai pembaca/pendengar jadi bosan bukan kepalang. Iya iyaaa, saya tahu kamu paranoid, Mare Barrow, tapi kan nggak perlu itu dibeberkan di setiap bab. We get the idea, even from the book one, okay?

Hal membosankan ini menurut saya diperparah dengan penokohan-penokohan yang terkesan nanggung, terutama untuk karakter tokoh utama, saya bahkan tidak bisa mendeskripsikan apakah Mare itu baik hati? tidak juga. Egois? tidak juga. Plin-plan tidak juga, tapi tidak punya pendirian mungkin iya. Dan jujur saja, "tidak punya pendirian" sepertinya bukan kata sifat yang keren untuk menggambarkan tokoh utama karena itu akan membuat keseluruhan ceritanya menjadi boring. Karakte yang tergambarkan dengan bagus justru karakter Cal, Maven dan Mr. Barrow, ayahnya Mare. Selebihnya terasa sebagai figuran.

Mungkin karena saya pecinta sarkasme dan humor alam dialog juga berpengaruh terhadap penilaian saya tentang novel ini, karena sepanjang 444 halaman, total novel ini terasa sangat monoton, flat, begituuuuu terus ceritanya: berkelana, merekrut, bentrok dengan Silver, Mare mempertanyakan ini itu di narasinya, lalu begitu lagi dari awal, seperti siklus tanpa henti.

Yah, karena sudah terlanjur kecewa, mungkin saya tidak akan membaca lanjutannya. Eh, bakal ada lanjutannya kan? Atau tidak? Ah, masa bodo, hahahaa...

Eniwei, saya juga nggak ngerti kenapa judulnya Glass Sword. Sepanjang cerita nggak mengungkit-ngungkit keberadaan pedang apapun tuh, atau "glass" apapun tuh. Jadi apa sebenarnya maksud "glass sword" di sini ya? Apa mungkin ungkapan yang menggambarkan sesuatu? Istilah yang merujuk ke sesuatu yang lain mungkin? Ah, sudahlah, mungkin hanya si penulis dan Tuhan yang tahu.... meski harus saya akui, cover bukunya memang cakep banget :)

Oh iya, ngomong-ngomong buku pertamanya sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia lho.... kilat ya... Apakah ini akan diterjemahkan juga?

See you in the next post ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...